Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tumpeng Menoreh Magelang

Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ada resto baru yang lagi populer, Tumpeng Menoreh. Makanannya enak, traveler juga bisa menyaksikan sunrise.

Tumpeng Menoreh berada di wilayah Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Resto ini dibuat persis di kawasan Perbukitan Menoreh.

Dari kejauhan, resto ini mirip tumpeng. Konsep resto ini menawarkan view yang indah sekali, terlebih saat sunrise alias matahari terbit.

Tumpeng Menoreh Magelang

Tapi, saat malam juga tidak kalah asyik. Pas lampu menyala, view-nya juga sip.

Untuk masuk ke resto itu, traveler diminta membayar tiket sebesar Rp 50.000. Nantinya, pengunjung mendapatkan voucher untuk ditukarkan dengan makanan atau minuman yang ada.

Di lokasi ini, pengunjung bisa sepuasnya untuk selfie maupun foto-foto.

Dari Tumpeng Menoreh, jika saat cuaca cerah bisa melihat pemandangan alam yang luar biasa. Persisnya di ketinggian kurang lebih 1.000 mdpl, terkadang kabut turun sehingga menambah asyiknya berada di Tumpeng Menoreh.

Untuk menuju Tumpeng Menoreh, rute yang bisa ditempuh dan mudah melalui wilayah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Rute yang mudah dijangkau untuk pengunjung dari arah Magelang maupun Yogyakarta dengan kendaraan pribadi maupun sepeda motor bukan jenis matic.

Adapun rutenya melalui arah Dekso, Kecamatan Kalibawang, kemudian naik menuju Samigaluh. Selanjutnya, dari Samigaluh menuju Pasar Plono dan naik menuju arah Kebun Teh Nglinggo. Dari lokasi Kebun Teh Nglinggo ini, keberadaan Tumpeng Menoreh terlihat dengan jelas.

Kemudian, rute berikutnya bagi pengunjung dari arah Purworejo, menuju arah Banyuasin, Kecamatan Loano, kemudian naik menuju arah Sedayu terus naik menuju Pasar Plono. Dari Pasar Plono, terus naik menuju arah Kebun Teh Nglinggo.

Rute berikutnya bagi pengunjung yang suka uji adrenalin bisa menyewa jeep melalui rute jalan ekstrem dan menantang. Rute jeep ini melalui Dusun Selorejo, Desa Ngargoretno, menyusuri perjalanan di Perbukitan Menoreh. Dari dusun ini menuju Tumpeng Menoreh jarak sekitar 30 km yang ditempuh sekitar 1 jam.

Buka 24 Jam

Adapun keistimewaan resto ini buka 24 jam. Semenjak dibuka pada Kamis (13/5), tepatnya saat lebaran hingga sekarang, pengunjung telah mencapai sekitar 4.000 orang. Pengelolaan Tumpeng Menoreh kolaborasi antara badan usaha milik desa (Bumdes) Argo Inten Ngargoretno dengan vokalis Endank Soekamti, Erix Soekamti.

"Tumpeng Menoreh dibuat sekitar tiga bulan yang lalu, sosialisasinya sebenarnya sudah dari enam bulan lalu. Jadi, memang pelan-pelan sosialisasi sama warga bahwa kita akan mendirikan pusat kuliner Gelang Projo (Magelang, Kulon Progo dan Purworejo), jadi berkolaborasi dengan Bumdes Ngargoretno. Kami membangun tempat ini efektif dari tiga bulan yang lalu sampai lebaran kemarin baru dibuka," kata Erix Soekamti di lokasi Tumpeng Menoreh.

Erix sekaligus menjelaskan arti nama Tumpeng Menoreh dan alasan menggunakannya. Dia bilang itu perpaduan adanya bukit yang bentuknya seperti tumpeng dan Menoreh sebagai identitas lokal.

"Kenapa diberi nama Tumpeng Menoreh? Karena kita punya ikon di bukit belakang bentuknya kayak tumpeng. Bentuknya kayak tumpeng. Kemudian, Menoreh sebagai identitas lokal," kata Erix.

"Jadi, tumpeng di Bukit Menoreh, kalau dulu ada Api di Bukit Menoreh, ini tumpeng di Bukit Menoreh. Disingkat menjadi Tumpeng Menoreh. Tumpeng sendiri kan filosofinya doa ya, tumpeng itu media doa untuk orang-orang Jawa bersyukur," dia menambahkan.

"Ya, semoga dengan nama Tumpeng Menoreh juga menjadi harapan dan doa untuk semua orang baik pemilik maupun pengunjung," tutur Erix.

Sunrise Jadi Daya Pikat

Erix bilang manajemen Tumpeng Menoreh mengandalkan keelokan alam di sekitar restoran untuk mengundang pengunjung. Utamanya, pesona matahari terbit.

"Kalau pagi, ini juaranya sunrise. Jadi, nggak perlu, nggak begitu banyak, treatment untuk melayani pengunjung sebab sunrise di sini luar biasa. Saat malam hari, di sini kadang-kadang semua awan," kata Erix.

"Jadi, itu sebabnya dikonsep Tumpeng Menoreh ini banyak ornamen lampu karena supaya malam kita tetap bisa jualan dan menjadi tempat yang aman, nyaman untuk teman-teman datang ke sini," ujar Erix.

Inovasi Bumdes
Sementara itu, Penggerak Wisata Gelang Projo dan Divisi Pariwisata Bumdes Argo Inten Ngargoretno, Soim, menambahkan Tumpeng Menoreh merupakan sebuah inovasi yang dimiliki Desa Ngargoretno.

"Lahannya milik masyarakat setempat di Desa Ngargoretno, kemudian dikembangkan bersama Mas Erix. Manajemennya kita bareng antara Bumdes bersama Mas Erix sebagai pengembang atau pemodal. Konsepnya adalah kerja sama sehingga kita buka mulai Lebaran pertama, sudah mulai buka terus sampai sekarang," ujar Soim.

Soim bilang rata-rata pengunjung Tumpeng Menoreh adalah wisatawan lokal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya.

"Sebenarnya pengunjung masih pengunjung lokal wilayah Yogyakarta, terlebih dari Kulon Progo atau Jogja pada umumnya, Magelang dan sekitarnya sampai ke Purworejo, Kebumen," ujarnya.

Salah satu pengunjung Nely Lydasari terkesan berada di Tumpeng Menoreh. Sekalipun perjalanan naik jeep melewati rute yang ekstrem dan menantang, namun sampai di lokasi terbayarkan dengan melihat pemandangan yang luar biasa dan keren.

"Tumpeng Menoreh ini bagus, memanfaatkan sumber daya alam. Sangat keren, bisa dicontoh sama mungkin daerah-daerah lain. Pengembangannya luar biasa, keren, keren pokoknya. Ayo ke sini main ke Magelang," tutur Nely yang dari Magelang, itu.

"Wow (naik jeep) luar biasa, dahsyat. Pokoknya ekstrem, uji nyali, pokoknya menantang, menyenangkan. Wajib ke sini, ayo bagi yang luar kota boleh mengunjungi Magelang, ini keren. Sampai sini luar biasa. Terbayar dengan keindahan alam yang luar biasa," ujarnya.