Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jembatan Kayu Terpanjang Di Dunia

Eksotis dan unik, ini adalah dua kata yang tepat untuk sebuah jembatan tua. Diberi nama U Bein, jembatan ini sungguhlah memesona.

Dilansir dari berbagai sumber, U Bein terletak di kota bersejarah Amarapura, Myanmar. Terbentang sepanjang 1,2 km di atas Danau Taungthaman, U Bein mendapat status sebagai jembatan kayu jati terpanjang dan tertua di dunia.

Mari mengenal kebanggaan Myanmar yang satu ini. Menurut catatan sejarah, nama U Bein didedikasikan untuk nama walikota yang memimpin pembangunan jembatan.

Jembatan Kayu Terpanjang Di Dunia

U Bein dibangun pada pertengahan 1800 oleh penguasa wilayah. Bahan yang digunakan adalah kayu jati yang berasal dari tiang bekas istana lama. Ini menandai pemindahan ibukota ke Mandalay.

Konstruksi jembatan kayu selesai pada tahun 1851, pembangunannya 3 tahun. U Bein ditopang dengan 1.086 tiang kayu yang ditancapkan ke dasar danau sedalam dua meter.

Dari ujung ke pangkal, ada sembilan lorong di jembatan yang bisa dilewati oleh perahu. Lorong ini memiliki panjang 1.209 meter.

Bentuk dari U Bein cukup unik karena melengkung di bagian tengah, iya seperti huruf U. Desain ini untuk menahan serangan angin dan air yang mengalir di danau.

Jadi yang tertua dan terpanjang, U Bein jauh dari kata megah. Namun sangatlah eksotis dan bersejarah. Ini mengapa, U Bein menjadi salah satu tempat wisata populer di sana. Oiya, mau sunrise atau sunset, jembatan ini sangatlah indah.

Saat ini beberapa pilar telah diganti dengan beton karena papan kayunya sudah reyot. Ini jelas bisa membahayakan pengunjung. Apalagi jembatan ini tak punya pengaman pembatas, lho!

Amarapura dibangun pada Mei 1783 sebagai ibukota dari Dinasti Konbaung. Ibukota berada di sana hingga tahun 1857, ketika Raja Mindon mulai membangun ibukota baru di Mandalay, 11 kilometer ke arah Utara dari Amarapura.

Dikarenakan keuangan negara yang menipis sebagai akibat dari perang kedua Anglo-Burma pada 1852, Mindon memutuskan untuk menggunakan kembali material dari Amarapura dalam pembangunan di Mandalay. Istana kerajaan lama dibongkar dan dipindahkan oleh gajah ke lokasi baru.

Tembok kota diturunkan dan dijadikan bahan material untuk jalan dan jalur kereta. Sedangkan kayu sisa dari istana dan kuil dijadikan bahan baku bangunan dan jembatan.